
JEMBRANA - I Wayan Kandi (70) yang hilang sejak Minggu (7/1) akhirnya ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa. Tubuhnya ditemukan di tepi jurang Desa Bading Kayu oleh warga setempat pada pukul 08.10 Wita. Laporan penemuan jenasah tersebut diterima Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar pagi tadi, Kamis (25/1), 10 menit setelah penemuan jenasah kakek nahas itu. Kalak BPBD Jembrana, Eko Susilo, saat melaporkan melalui telepon genggamnya mengatakan bahwa diperlukan penanganan khusus untuk bisa mengevakuasi korban.
Informasi itu segera ditindaklanjuti dengan menggerakkan 1 tim rescue menuju lokasi. “7 personil tadi segera mengarah ke lokasi sekitar pukul 08.30, dilengkapi peralatan mountaineering” ucap Ketut Gede Ardana, S.E. selaku Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar. Jarak dari Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana hingga tiba di lokasi sejauh 46 KM, dan merekapun tiba sekitar pukul 09.10 Wita. “Penanganan di medan ekstrim, seperti halnya di jurang, harus mengutamakan factor safety,” imbuhnya.
Satu jam lamanya proses evakuasi berlangsung, dan akhirnya tubuh I Wayan Kandi berhasil dibawa naik oleh tim SAR gabungan. Basarnas dibantu potensi SAR dari Polsek Pekutatan, BPBD Jembrana, serta Binmas Desa Bading Kayu. Sementara itu penanganan terhadap jenasah korban dilakukan oleh tim forensic dan Inafis, dan selanjutnya dibawa ke rumah duka.
Diberitakan sebelumnya, seorang pria paruh baya belum kembali dari ladang. Menurut cerita, ketika tak seorangpun keluarganya berada di rumah, I Wayan Kandi pergi dari rumahnya yang berada di Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana. Sejak dinyatakan hilang oleh pihak keluarga korban, Minggu (7/1) pukul 23.20 Wita, tim SAR gabungan telah mengupayakan pencarian hingga 7 hari lamanya, namun tak memberikan hasil.
“Setelah 7 hari pencarian dan dinilai tak lagi efektif, operasi SAR bisa dihentikan, dan Basarnas dapat kembali membuka operasi SAR jika ditemukan tanda-tanda keberadaan korban,” tutup Ardana.