BADUNG - Sebagai unit pelaksana Basarnas (Badan SA...

BADUNG - Sebagai unit pelaksana Basarnas (Badan SAR Nasional) pada wilayah kerja Provinsi Bali, Kantor SAR Denpasar dituntut meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan potensi SAR terhadap kesiapan penanganan kecelakaan penerbangan, pelayaran, serta kondisi-kondisi bencana yang membahayakan jiwa manusia. Sebagaimana diketahui Basarnas memiliki tugas pokok dan fungsi pada bidang pencarian dan pertolongan, sekaligus sebagai leading sector, yang dibunyikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia no 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.    Keberhasilan pelaksanaan operasi SAR yang dilaksanakan oleh Kantor SAR Denpasar selama ini tidak terlepas dari peran aktif potensi SAR. Upaya menyatukan persepsi dan pemahaman bersama dengan potensi SAR sangatlah diperlukan untuk membangun koordinasi yang baik serta sinergitas yang proporsional. Melalui penyelenggaraan Rakor (Rapat Koordinasi) SAR Provinsi Bali tahun 2017 diharapkan dapat mewujudkan hal tersebut. Rakor SAR akan berlangsung pada hari Kamis (23/3) hingga Jumat (24/3), bertempat di Hotel Golden Tulip, Jalan Sunset Road No. 98, Kuta, Badung. Rakor SAR Provinsi Bali Tahun 2017 ini dibuka langsung oleh Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas, Mayjen TNI Heronimus Guru, M.Si. (Han).Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini mengusung tema “Sinergi Basarnas dan Potensi SAR dalam Peningkatan Kecepatan (Respon Time)  Pelayanan SAR pada Kecelakaan Kapal di Bali dan Sekitarnya”.  Secara khusus dibahas tentang pelaksanaan operasi SAR pada kecelakaan kapal dan medical evacuation (Medevac). Turut mengundang Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dan Kantor Imigrasi selaku nara sumber.Mengawali sambutannya, Heronimus Guru menekankan tentang pentingnya terselenggaranya Rakor SAR di Provinsi Bali. Menyinergikan persepsi serta pola tindak pada saat di lapangan dapat juga sebagai factor penentu keberhasilan operasi SAR. “Tidak ada lagi terdengar ego sectoral oleh masing-masing instansi terkait,” ungkapnya.Menurutnya pelaksanaan operasi SAR bisa berjalan dengan tepat, cepat dan benar apabila dilaksanakan berdasarkan system manajemen SAR yang baik. Dimana terdapat lima tahap kegiatan SAR yakni menyadari, tindak awal, perencanaan, operasi SAR dan akhir penugasan, juga didukung dengan lima komponen terdiri dari organisasi, fasilitas, komunikasi, perawatan darurat dan dokumentasi.Menurut data operasi SAR sebulan terakhir ini terdapat 2 kali permintaan untuk medical evacuation (Medevac) di perairan Bali. Bali menjadi tempat yang strategis bagi kapal-kapal besar berbendera asing meminta bantuan untuk medevac, disamping mudahnya mengakses Rumah Sakit Internasional yang dapat mengklaim asuransinya, Bali merupakan salah satu wilayah dengan Bandara udara Internasional yang memiliki rute penerbangan hampir ke seluruh negara di dunia.Pada kesempatan kali ini Heronimus Guru selaku Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas mengingatkan bahwa kegiatan Medevac seperti ini harus terintegrasi antara semua instansi yang berwenang, diantaranya kesehatan pelabuhan, kantor imigrasi, polisi perairan, dan kantor syahbandar. “Dengan memperhatikan tema dari Rakor SAR ini, saya mempertegas, jadikanlah Rakor SAR ini sebagai wadah untuk mencari solusi setiap permasalahan yang ditemukan saat pelaksanaan operasi SAR di lapangan,” tutupnya. (ay/ hms dps)