
DENPAS...
DENPASAR --- Dalam upaya memajukan suatu organisasi, SDM (Sumber Daya Manusia) adalah salah satu faktor penting untuk mewujudkannya. Utamanya dalam era reformasi birokrasi, kualitas SDM mendapatkan porsi khusus yang selalu ditelaah. Sebagai langkah lanjutan untuk membentuk SDM yang mempuni, Kantor SAR Denpasar telah melaksanakan Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Instruktur SAR. Ini bukanlah kali pertama Kantor SAR Denpasar melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan di Bidang SAR, sebelumnya sudah pernah diselenggarakan Diklat SAR Plan, Diklat MFR. Ini merupakan jawaban atas tuntutan masyarakat dalam pelayanan oleh negara di bidang Pencarian dan Pertolongan (SAR/ search and rescue). Eksistensi Basarnas, khususnya Kantor SAR Denpasar tidak terlepas dari profesionalitas para personilnya yang tentunya tak akan tercapai jika SDMnya kurang terlatih dan terdidik dengan baik.Selain sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam hal pencarian dan pertolongan, Kantor SAR Denpasar yang merupakan bagian dari Basarnas, juga berkewajiban melakukan pembinaan potensi SAR. Pada prakteknya, dalam melaksanakan pembinaan kepada masyarakat atau potensi SAR diperlukan tenaga-tenaga instruktur yang menguasai materi SAR dan mampu menyampaikannya secara komprehensif.Diklat Instruktur SAR ini telah berlangsung selama 13 hari, yang dimulai sejak Senin, 17 April 2017, bertempat di Kantor SAR Denpasar. Dalam memenuhi standar Badan SAR Nasional (Basarnas) sebagai tenaga pengajar/ instruktur SAR, pelaksanaan diklat ini dikawal oleh 2 orang instruktur dari Balai Diklat Basarnas dan 4 orang asisten instruktur Kantor SAR Denpasar. Sebanyak 25 orang pegawai Kantor SAR Denpasar mengikuti kegiatan tersebut. Penyampaian teori kelas oleh para instruktur berlangsung selama 3 hari saja, selebihnya merupakan sesi presentasi individu maupun kelompok dengan durasi 5 sampai dengan 60 menit. Apabila para siswa dapat melaksanakan semua tahapan dan lulus dalam penilaian, maka nantinya akan mendapatkan sertifikasi dari LAN.Minggu (29/4) merupakan hari terakhir mereka belajar dan menekuni tentang beragam ilmu sebagai instruktur SAR. Sekitar pukul 16.00 Wita Diklat Instruktur SAR secara resmi ditutup. Acara yang berlangsung di ruangan serba guna, lantai 3, Kantor SAR Denpasar itu, ditutup langsung oleh Direktur Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR (Dir Binga), Agus Sukarno, S.H., M.M. Turut hadir dalam acara tersebut yakni Kepala Kantor SAR Denpasar, Didi Hamzar S.Sos., M.M., Kepala Balai Diklat, Noer Isrodin M. S.Pd., dan Pejabat esselon IV di lingkungan Kantor SAR Denpasar. Dalam sambutannya Dir Binga, Agus Sukarno, S.H., M.M. mengungkapkan bahwa Basarnas dalam mengemban tugas dibidang kemanusian ini tak dapat bekerja sendiri, dan pastinya membutuhkan peran serta masyarakat serta potensi SAR. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2014, bahwa pembinaan terhadap potensi SAR dilaksanakan oleh Basarnas yang meliputi pengaturan, pengendalian dan pengawasan. Pengaturan itu sendiri dilaksanakan dengan membuat norma dan standar-standar, prosedur, serta kreteria penyelenggaraan pencarian dan pertolongan, sementara itu dalam hal pengawasan dilaksanakan dengan cara pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan.“Selain Pembinaan terhadap potensi SAR, perlu juga menjadi prioritas adalah pembinaan internal melalui metode secara bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan,” ungkapnya. Agus Sukarno juga mengingatkan kepada seluruh rescuer agar tekun dan selalu terus belajar mengembangkan potensi diri dengan tetap menanamkan sikap disiplin, tangguh, militan serta bertanggungjawab. “Ilmu dan teknologi di bidang SAR cepat berkembang, jangan sampai kita tertinggal dengan instansi lain, terlebih bagi seorang instruktur SAR,” tegasnya. Diakhir sambutannya beliau mengucapkan selamat atas kelulusan seluruh siswa yang mengikuti Diklat Instruktur SAR dan menekankan agar semua instruktur SAR tidak hanya menguasai ilmu SAR akan tetapi dapat memahami secara menyeluruh tentang organisasi Basarnas.Usai acara penutupan, siswa beserta instruktur melakukan senam Gemu Famire. Ada yang berbeda dalam penampilan mereka, karena senam divariasi dengan gerakan tari kecak, dimana tarian itu cukup popular. Kemeriahan semakin terasa ketika para pejabat ikut bergoyang dalam barisan, berbaur bersama seluruh siswa. (ay/ hms dps)