TIGARAS - Pencarian KM Sinar Bangun VI resmi dihentikan, Selasa (3/7) setelah berlangsung selama 15 hari. Sampai dengan hari terakhir pencarian, jumlah korban yang belum ditemukan 164 orang.

Untuk mengenang seluruh korban yang hilang maupun yang meninggal, Pemerintah Kabupaten Simalungun membangun sebuah monumen yang dinamakan "Monumen KM Sinar Bangun VI".

Selasa (3/7) diadakanlah acara doa bersama sesuai keyakinan masing-masing dan peletakkan batu pertama pembangunan monumen. Dalam sambutannya Bupati Simalungun JR Saragih mengatakan bahwa akan dibangun monumen bergambar kapal sesuai dengan kapal yang tenggelam dengan panjang 7 m lebar 3 m.

WhatsApp Image 2018-07-04 at 5.46.18 AM (1).jpeg

JR Saragih menambahkan tujuan pemerintah membangun monumen ini yang pertama bagi siapapun yang melihat bisa introspeksi diri termausk pemerintah untuk lebih mengawasi seluruh kapal yang berada di Danau Toba. Kedua ketika anak korban besar monumen ini menjadi saksi bahwa orang tua mereka mengalami kecelakaan di tempat ini.

Usai melakukan melakukan doa bersama dan peletakkan batu pertama selanjutnya digelar apel penutupan yang diikuti seluruh personil gabungan. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Medan selaku SAR Mission Coordinator (SMC) Budiawan, S.Sos., mewakili Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memimpin jalannya apel penutupan tersebut.

Dalam sambutannya Budiawan tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu pelaksanaan operasi pencarian korban KM Sinar Bangun VI selama 15 hari ini. Namun demikian bukan berarti upaya pencarian dihentikan seluruhnya. Basarnas dalam hal ini Pos Pencarian dan Pertolongan Parapat tetap akam melakukan pemantauan secara aktif bekerja sama dengan unsur-unsur terkait.

WhatsApp Image 2018-07-04 at 5.46.46 AM.jpeg

"Oleh karena itu jika masyarakat ada menemukan tanda-tanda keberadaan korban maupin bangkai kapal dapat menghubungi dan meminta bantuan Pos Pencarian dan Pertolongan Parapat untuk dibuka kembali pencarian yang telah ditutup ini", tegas Budiawan.

Tidak lupa Budiawan mewakili Basarnas dan unsur gabungan juga menghaturkan permohonan maaf kepada masyarakat Sumatera Utama khususnya keluarga korban apalabila seluruh upaga yang dilakukan belum memenuhi harapan pihak keluarga. (an)