
JONGGOL – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) sebagai salah satu lembaga pemerintah yang bertugas melakukan pencarian dan pertolongan tentunya harus selalu memiliki sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan berkualitas serta dapat diandalkan.
Untuk memenuhi hal tersebut, Basarnas senantiasa melaksanakan pendidikan dan latihan (diklat) terhadap personil. Salah satunya adalah diklat SAR Planning. Diklat ini merupakan jenjang diklat SAR tingkat spesialis, dimana substansinya berisi manajemen perencanaan pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan baik dalam penanganan kecelakaan pesawat maupun kapal. Para peserta disini mendapatkan pemahaman yang komprehensif mulai dari tahap menyadari, hingga tahap akhir operasi pencarian dan pertolongan.
Diklat SAR Planning Tahun 2018 ini diikuti sebanyak 28 (dua puluh delapan) peserta yang terdiri dari berasal dari 20 Kantor Pencarian dan Pertolongan yakni Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta 1 orang, Bandung 1 orang, Lampung 1 orang, Balikpapan 1 orang, Ternate 1 orang, Palu 1 orang, Pontianak 2 orang, Gorontalo 2 orang, Kendari 2 orang, Kupang 1 orang, mataram 1 orang, Pangkal Pinang 2 orang, Palembang 1 orang, Jambi 2 orang, Yogyakarta 1 orang, Timika 1 orang, Banten 2 orang, Mentawai 1 orang, Maumere 2 orang, dan Natuna 2 orang.
Bertempat di Balai Diklat Basarnas, Jonggol diklat yang berlangsung selama 19 hari mulai dari 26 Agustus hingga 13 September 2018 tersebut dibuka langsung oleh Kepala Balai Diklat Moh. Barokna Haulah, S.S, Senin (27/8/2018).
Dalam membacakan sambutan Deputi Bina Tenaga dan Potensi, Barokna menyampaikan bahwa pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan yang sebenarnya, perencanaan menjadi kunci utama berhasil atau gagalnya operasi pencarian dan pertolongan. Perhitungan yang presisi mulai dari titik duga lokasi kejadian, daerah pencarian, pengerahan personil dan peralatan baik dari Basarnas maupun potensi yang dibutuhkan, sarana prasarana pendukung baik di darat, laut maupun udara, koordinasi lintas sektoral dengan potensi hingga pembuatan pelaporan akhir akan ditransformasikan secara mendalam pada diklat ini. Adapun output yang diharapkan setelah pelaksanaan diklat SAR planning ini nanti, Basarnas akan memiliki tenaga SAR Planner yang berkompeten dan dapat dihandalkan dalam mewujudkan target operasi Basarnas, yaitu berhasilnya pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan pada setiap waktu dan tempat secara cepat, handal dan aman.
“Bencana, kecelakaan maupun kondisi yang membahayakan manusia memiliki sifat unpredictable dengan segala karakteristik dan aspeknya tersebut menjadi tantangan di masa depan yang harus kita hadapi bersama. Basarnas sebagai pemangku kepentingan utama dalam operasi pencarian dan pertolongan wajib hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan bantuan ini tanggung jawab negara”, terang Barokna saat membuka Diklat Angkatan XX.
“Kondisi tersebut menuntut kesiapsiagaan semua pihak, khususnya Basarnas sebagai leading sector dan institusi yang berkompeten di bidang pencarian dan pertolongan. Dengan diklat SAR tingkat spesialis SAR planning ini saya berharap kualitas personel Basarnas akan meningkat. kemampuan ini akan menambah kepercayaan diri badan nasional pencarian dan pertolongan dalam mengemban tugas-tugas di bidang kemanusiaan”, pungkasnya. (an)