
JAKARTA- Direktorat Bina Potensi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar Bimbingan Teknis SAR Goes to School (SGTS) di Hotel Grand Orchardz, Kemayoran, Kamis-Sabtu (23-25/5). Kegiatan ini diikuti oleh pengajar-pengajar SGTS dari seluruh Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) dan Kantor Pusat Basarnas.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini dibuka oleh Direktur Bina Potensi, Marsekal Pertama TNI F. Indrajaya, S.E.,M.M. Indra menyampaikan bahwa program SGTS ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2012 oleh Kantor Pusat, namun mulai tahun 2019 ini SGTS secara penuh dilimpahkan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan.
“Bimbingan Teknis ini digelar untuk memberikan pemahaman dan menyeragamkan konsep kegiatan Penyuluhan SAR Goes to School di Kantor Pencarian dan Pertolongan,” ungkap Anggit M Satoto, Kasubdit Pengelolaan Potensi saat pembukaan Bimtek, Kamis (23/5). Anggit juga berharap melalui kegiatan ini peserta Bimtek memiliki ide dan inovasi yang lebih menarik lagi saat mengajar SGTS.
Kegiatan Bimtek berjalan menarik dengan mengundang pemateri-pemateri dari luar. Pemateri pertama adalah dari Balai Diklat Pencarian dan Pertolongan, Chandra Kresna. Dalam sesi-nya Chandra membagikan materi tentang inovasi pengajaran CPR atau CPR Training Botol (CPRTB). “CPR Training botol adalah alat bantu peraga CPR yang paling mudah digunakan, hanya dengan menggunakan botol air mineral yang sudah diminum kemudian mengatur posisi botolnya pada media alas/lembaran khusus untuk latihan CPRTB,” ungkap Chandra.
Pemateri yang lain dalam Bimtek ini adalah Asep Mulyana yang memberikan materi Chapacity Building. Dalam sesi ini pemateri menyampaikan bahwa dalam setiap kegiatan SAR kita perlu membentuk semangat kebersamaan dan percaya diri di dalam diri peserta. Dengan adanya semangat dari peserta, maka nantinya pemateri akan lebih mudah menyampaikan materi SAR kepada peserta. Materi juga dilanjutkan dengan menyampaikan materi tentang gempa bumi dan tsunami yang disampaikan oleh Admiral Musa Julius dari BMKG. Pemateri yang terakhir juga tidak kalah menarik, yaitu materi tentang teknik komunikasi dengan anak-anak berkebutuhan khusus.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Mimi Mariani Lusli dari Mimi Institute. Peserta pun cukup antusias mengikuti sesi ini karena mereka juga sering kali menghadapi orang-orang berkebutuhan khusus saat mengajar ataupun saat melaksanakan operasi SAR. “Sayangnya Bimteknya cuma sebentar. Kami berharap nanti punya kesempatan belajar langsung di tempat ibu Mimi bagaimana cara mengajar anak-anak berkebutuhan khusus,” ungkap peserta Bimtek. (xna)