
PEKANBARU - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melakukan simulasi penyelamatan korban kecelakaan pesawat di perairan Riau. Simulai ini adalah latihan gabungan dengan negara tetangga, yakni Singapura. SAREX INDOPURA ke 36.
Simulasi ini dilakukan di wilayah perbatasan antara Pekanbaru dengan Singapura, Perairan Selat Malaka, Rabu (18/7/2018). Dalam simulasi itu, dilibatkan sekitar 150 orang personel gabungan dari Basarnas, TNI, dan personel pencarian dan pertolongan dari Singapura.
Dalam agendannya, dibuat seolah ada sebuah pesawat yang terbang dari Singapura mengalami kecelakaan di wilayah perairan Indonesia. Informasi ini diketahui oleh BCC Basarnas Pusat, pada pukul 09.15 WIB. Lalu, Basarnas Pusat meneruskan informasi tersebut ke Basarnas Pekanbaru.
Tim Basarnas Pekanbaru, langsung bergerak ke lokasi titik koordinat kecelakaan LKP (last know Position). 01 15 12 N - 102 45 20 E Diturunkan satu unit Kapal Negara (KN) 218, berikut dengan sembilan personel di dalamnya. Kapal yang berangkat dari Bengkalis, sampai di lokasi kejadian dalam waktu 10 menit.
Dari tim Singapura, dikerahkan satu pesawat Sarex10/ Hercules dan satu Sarex 65/helikopter Puma. Tim di kapal akan menerima titik koordinat dari tim udara yang melihat di mana lokasi beradanya korban. Dalam simulasi itu, seolah ada sebanyak 11 orang korban. Adapun data- data Korban sebagai berikut : 1. Alan Geox ( captain) Jenis Kelamin 2. Beneoit P ( first Officer ) Jenis Kelamin Lakis 3. T. Padma ( Crew ) Jenis Kelamin Lakis 4. Bey ons ( Crew ) Jenis Kelamin Lakis 5. Akon Cee ( Pax ) Jenis Kelamin Pr 6. Lily fee ( Pax )Jenis Kelamin Pr 7. George M Keu ( Pax) Jenis Kelamin Lakis 8. Abel baez ( Pax) Jenis Kelamin Lakis 9. Zee Amz Jenis Kelamin LK( Pax ) 10. Darla Vans ( Pax ) Jenis Kelamin LK 11. Marla Jan ( Pax ) Jenis Kelamin Lakis
Dari 11 korban tersebut, berhasil selamat sebanyak tujuh orang meninggal, 4 orang selamat. "Dari standar waktu, 30 menit sudah berada di lokasi sejak informasi diterima. Ini tergantung lokasi. Apabila terjadi insiden, di bawah 15 menit, sudah menggerakkan kapal, pesawat dan orang menuju ke sana," terang Abdul Hamid.SH Kepala Kantor SAR Pekanbaru Selaku SMC ( SAR MISSION COORDINATOR) dalam Latihan, Rabu (18/7/2018).
Dijelaskannya, latihan ini adalah bentuk kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Singapura. Terutama, dalam hal penyelamatan korban jika terjadi kecelakaan pesawat atau kapal.
"Ini untuk meningkatkan kemampuan antar kedua negara. Sekaligus untuk uji coba peralatan komunikasi, peralatan SAR lainnya yang ada di Kantor SAR Pekanbaru dan RCC Singapura," kata dia.
Sebelum dilakukan latihan dan simulasi ini kata Hamid, terlebih dahulu dilakukan perencanaan operasi. "Perencanaan sangat menentukan keberhasilan operasi. Apabila ada objek yang jatuh, kita analisa pergerakan korban berdasarkan arah angin dan arus, untuk menentukan dimana berada korban," ujarnya.(hms)