
JAKARTA- Sebanyak 80 peserta perempuan mengikuti kursus uitemate (teknik mengapung dan menunggu pertolongan) yang di gelar oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Rabu (31/10/2018). Kursus ini adalah kerjasama antara Basarnas dengan The Society of Water Rescue and Survival Research (SWRSR), Jepang.
Tim dari SWRSR yang pimpin langsung oleh Hidetoshi Saitoh memberikan materi tentang teknik uitemate ini di Kantor Pusat Basarnas, Kemayoran dan Kolam Renang Senen, Jakarta Pusat. “Di Jepang Teknik ini terus kami kembangkan karena sudah terbukti mampu menyelamatkan orang-orang saat berada dalam kondisi bahaya di perairan,” ungkap Hidetoshi saat membuka kegiatan Kursus Uitemate, kemarin.
Selain terus dikembangkan di Jepang, mereka juga terus mensosialisasikan teknik ini ke negara-negara lain seperti Malaysia, Srilangka, Malaysia termasuk di Indonesia. “Hari ini kita semua berbangga telah diberikan kesempatan oleh Tim The Society Of Water Rescue And Survival Research (SWRSR) untuk memperoleh ilmu dan keterampilan pada saat kedaruratan di perairan, yang disebut “uitemate”. Teknik ini konon merupakan cara bertahan hidup sambil menunggu pertolongan datang, dengan cara memanfaatkan semua benda yang menempel di tubuh kita, atau apa yang dapat kita temui di sekitar kita,” ungkap Direktur Bina Potensi Basarnas, Marsekal Pertama TNI F. Indrajaya.
Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga siang ini pun disambut dengan antusias oleh peserta yang berasal dari berbagai profesi tersebut. Ada yang dari wartawan, copywriter, mahasiswa, relawan, pegawai negeri dan ibu rumah tangga. Mereka mempraktekkan setiap teknik dengan semangat. Mulai dari belajar mengambang dengan menggunakan botol, mengambang tanpa botol dan juga mempraktekkan teknik uitemate jika tiba-tiba jatuh dari atas perairan. “Saya senang sekali bisa ikut kegiatan ini, mudah-mudahan setelah kegiatan ini bisa membagikan ilmu kepada yang lain,” ungkap Asri, salah satu panitia. (xna)